Aku dan Sepak Bola di Kampungku

Sepak bola adalah cabang olahraga paling populer di dunia. Hampir setiap laki-laki di penjuru negara sampai penjuru kampung pelosok, semuanya suka bermain cabang olahraga yang satu ini. Termasuk juga kampungku.

Di kampungku, bermain sepak bola merupakan agenda setiap sore bagi anak-anak muda. Tapi, itu dulu… waktu aku masih tinggal di kampung, sekarang hidupku lebih banyak di perantauan. Jadi ya… ngga tahu keadaan sekarang. Tapi, setiap anak perantauan mudik pulang, pasti mengadakan reuni sepak bola.

pexels.com

Aku sendiri termasuk salah satu anak yang pernah turut andil di dalam persatuan sepak bola di kampungku. Tapi itu dulu, sebelum menjadi perantau sejati. Dulu aku cukup aktif di kampung, karena aku ikut terdaftar dalam remaja desa, khususnya ketika Bulan Agustus.

Ketika bulan agustus pasti di kampung-kampung selalu mengadakan perlombaan-perlombaan untuk memperingati hari kemerdekaan. Mengadakan perlombaan-pelombaan sangat membutuhkan peran aktif dari anak-anak muda, yaitu sebagai panitia penyelenggara.

Anak muda merupakan generasi, anak muda dituntut untuk aktif dalam hal-hal yang positif untuk kebaikan tempat tinggal maupun negaranya. Supaya terlatih menjadi pribadi yang baik dan bisa menghargai perjuangan para leluhur yang telah terdahulu.

Awal Mula Suka Bermain Sepak Bola

pixabay.com

Aku mulai suka bermain sepak bola itu semenjak aku masih umur tujuh tahunan. Aku punya keinginan untuk bisa tampil di kejuaraan sepak bola yang di adakan dikampungku tiap Bulan Agustus. Tepatnya perlombaan untuk memperingati hari kemerdekaan NKRI.

Di kampungku, perlombaan sepak bola yang diadakan untuk memperingati hari kemerdekaan NKRI dilaksanakan dengan tim yang di ambil dari tiap RW atau dusun, tiap RW atau dusun wajib mewakilkan satu tim sepak bola. Tim dari dusunku merupakan tim yang paling sering mendapatkan juara dari tahun ketahun.

Oleh karena itu, aku menjadi semangat dan mempunyai keinginan besar untuk bisa melanjutkan prestasi-prestasi para seniorku. Bersemangat dalam berlatih dengan teman-teman merupakan caraku untuk bisa mencapai keinginanku ini.

Terlambat Masuk Sekolah Sepak Bola

pixabay.com

Seiring berjalannya waktu, sepak bola menjadi salah satu hobiku. Hampir setiap hari aku bermain sepak bola bersama teman-teman, awalnya masih bermain di halaman rumah atau di lapangan kecil, bolanya pun masih pakai bola plastik.

Pernah para senior-senior dari persatuan sepak bola kampungku, mengadakan latihan untuk anak-anak. Maksud mereka mungkin ingin menciptakan generasi penerus, supaya kegiatan perlombaan peringatan hari kemerdekaan terus ada dan terlaksana dari tahun ke tahun di kampungku.

Aku pun langsung mendaftarnya, kegiatan pelatihan dilakukan setiap Hari Sabtu dan minggu. Hari Sabtu latihannya pada sore hari dan hari minggu latihannya pada pagi hari. Yang ikutpun banyak, namun kebanyakan dari anak-anak yang satu dusun denganku.

Sayangnya, kegiatan itu berjalan tidak lama. Sebenarnya aku sudah senang dengan di adakannya kegiatan itu, namun karena faktor para senior-senior yang sudah padat dengan kesibukannya mereka masing-masing, jadinya kegiatan tersebut terhenti.

Akhirnya aku memutuskan untuk mencari tempat pelatihan sepak bola yang resmi yang lebih terjamin kelangsungannya, pada waktu itu temanku sudah ada yang mengikuti  latihan di sekolah sepak bola ternama di daerahku. Aku pun diajak supaya ikut latihan di sekolah sepak bola tersebut.

Namun, pada waktu itu… karena faktor kurang siap dari segi materi yang membuatku mengundur waktu untuk menerima ajakan temanku, selain itu karena tempatnya juga jauh dari kampungku dan pastinya butuh kendaraan untuk berangkat dan pulang latihan.

Dan ketika aku sudah siap dari segi materi aku pun langsung konfirmasi dengan temanku. Akhirnya aku berangkat  di antar temanku, dengan niat untuk mendaftar masuk ke sekolah sepak bola tersebut. Namun, sayang seribu sayang usiaku sudah melebihi persyaratan. Waktu itu aku sudah berumur tiga belas tahun, sedangkan syarat untuk masuk di tempat tersebut maksimal sebelas tahun.

Semenjak itu, semangat aku sudah berkurang. Tapi, bukan berarti berhenti dari bermain sepak bola, aku masih bisa bermain sepak bola bersama teman-temanku di kampung.

Tim Perjuanganku

pixabay.com

Waktu demi waktu anak-anak di kampungku mulai aktif dan sering bermain sepak bola bersama. Akhirnya, karena sering bermain bersama, aku dan teman-teman sepakat membentuk tim. Berlatih setiap hari sambil menentukan posisi yang tepat untuk tiap-tiap anggota, pada waktu itu aku menempati posisi sayap kanan dan sampai sekarang aku masih suka bermain di posisi tersebut.

Ya… meskipun latihannya tidak dapat panduan dari pelatih, tapi tidak jadi masalah, tidak mematahkan semangat aku dan teman-teman. Hingga pada waktu aku dan teman merasa sudah tercipta kekompakan dan lumayan bagus dalam bermain tim.

Aku dan teman-teman memutuskan untuk mencari lawan bertanding, biasanya mencari lawan di tetangga desa yang dekat-dekat. kemenangan sering aku dan teman-teman raih, dan pada akhirnya sampai memutuskan untuk mencari lawan dari desa yang cukup jauh.

Kalah menang merupakan hal yang pasti di alami di pertandingan. Tapi, yang terpenting adalah dapat banyak pelajaran, pengalaman dan mental.

Hijrah dari Timku untuk Bermain dengan Para Senior

pixabay.com

Ketika sudah mendekati Bulan Agustus, para senior-senior mulai aktif  latihan dan bermain sepak bola. Karena untuk persiapan menghadapi agenda tahunan yang sudah biasa berjalan. Perlombaan sepak bola di kampungku merupakan salah satu cabang perlombaan yang paling ditunggu-tunggu banyak orang. Jadi para senior selalu berusaha untuk tampil maksimal.

Awalnya aku diajak tetanggaku ikut latihan dengan senior , tetanggaku merupakan salah satu senior sepak bola di kampungku. Bukan hanya aku, teman-teman dari timku juga diajak semua untuk ikut latihan bersama para senior. Dan pada akhirnya itu merupakan awal bubarnya tim yang mempersatukan aku dan teman-teman.

Namun tidak semua teman-temanku ikut gabung bersama senior, karena ada beberapa faktor yang membuat sebagian temanku tidak ikut gabung latihan bersama senior. Dan semenjak itu aku dan beberapa teman yang mau  gabung bersama senior lebih sering berlatih dengan para senior, latihan sama teman-temanku jadi sangat jarang. Sampai pada akhirnya, tim tersebut bubar karena banyak anggota yang hijrah ke tim senior.

Sepak Bola Sebagai Media Silaturahmi

pixabay.com

Lewat sepak bola aku bisa memiliki banyak teman, itu yang aku rasakan setelah sekian lama mempunyai hobi sepak bola. Dari teman-teman yang satu kampung tadinya tidak kenal, karena sering bermain bareng jadi kenal, dan karena sering  melakukan pertandingan persahabatan dengan tetangga desa akhirnya jadi banyak kenalan.

Ini sisi positif yang aku dapat, buat aku menang kalah ketika melakukan pertandingan persahabatan nomor dua. Karena yang terpenting dan nomor satu, aku jadi banyak teman dari luar desa maupun dalam desa.

Banyak yang tadinya tidak kenal dan sama sekali belum pernah ketemu jadi dekat, mau latihan bareng, dan saling menyapa ketika bertemu di luar. Itu merupakan hal yang perlu dan harus dipertahankan, karena silaturahmi juga bisa menjadi jalannya rezeki.

Tercapainya Keinginanku Bermain Sepak Bola di Kejuaraan Sepak Bola Kampungku

pixabay.com

Tepatnya pada usia sembilan belas tahun, akhirnya keinginanku tercapai. Pada waktu aku sudah terbiasa bermain sepak bola dengan para senior, hingga pada waktu kejuaraan tahunan perdana buat aku tiba. Dalam hati aku harus bisa bermain maksimal.

Boleh dibilang kemampuanku waktu itu lagi bagus-bagusnya. Sekarang mah sudah kacau, karena stamina yang sudah terkuras ketika tiap hari banting tulang di perantauan. Waktu itu aku merupakan salah satu pemain yang cukup diandalkan.

Pertandingan perdanaku di kejuaran lomba di kampungku, dusun aku terjadwal sebagai pembuka pertandingan. Hasilnya sangat memuaskan, karena dusun aku menang banyak yaitu (9-0), dan aku berhasil menyumbangkan tiga gol.

Dipertandingan ke dua, tim dusunku menang lagi dengan skor (4-0), dan aku berhasil menyumbangkan dua gol. Semenjak itu aku mulai di percaya untuk memegang lini depan, dan pertandingan terus berjalan, kemenangan selalu diraih sampai akhirnya tim dusunku masuk ke babak final.

Namun, ketika laga final aku mengalami kekecewaan, karena tim dusunku mengalami kekalahan dengan skor (2-0). Perjuangan sudah maksimal tapi harus mengakui,tim lawan memang lebih hebat. Meskipun kecewa karena hanya bisa juara dua, tapi buat aku cukup memuaskan. Karena aku sendiri, namanya tercantum sebagai pencetak gol terbanyak di musim itu.

Buat aku itu adalah hal yang luar biasa, karena itu penampilan perdanaku di kejuaraan kampungku. Namun, aku tidak bisa mengikuti kejuaraan tahun-tahun berikutnya, karena di kejuaran-kejuaraan berikutnya, aku sudah di perantauan.

Demikian sedikit cerita masa-masa kecilku yang selalu terkenang. Sebenarnya kalau diceritakan secara rinci dan detail sangat panjang, yang aku tulis hanya bagian-bagian yang utamanya saja. Terima kasih.

 

Leave a Reply